Jumat, 21 Agustus 2009

Cobaan Mutiara

Membuka lembaran baru ini saya ucapkan salam buat hatiku sendiri…..

Mutiara adalah permata berbentuk bulat dan keras, berasal dari kulit kerang mutiara, terbentuk karena ada benda atau pasir yang masuk ke dalam tubuh kerang itu kemudian diselubungi oleh kulit ari; air mata; sesuatu yang sangat berharga..

Cobaan adalah sesuatu yang di pakai untuk menguji (kepandaian,dsb) seseorang..

Pada lembar saya kali ini saya hanya ingin menuliskan sebuah pengalaman saya yang asalnya adalah sebuah cobaan, tapi cobaan itu adalah mutiara bagi hidup saya. Mutiara yang sarat dan kaya akan makna. Di hadapkan pada kondisi yang sulit. Itulah yang masih teringat dalam benakku. Saya harus memilih pilihan yang sampai kapan pun tidak akan pernah bisa saya pilih. Bulir-bulir mutiara itu terus mengalir menghujani karang dalam hidup saya. Saya tidak tahu sampai kapan mutiara itu akan terus jatuh, tapi yang saya tahu Ia akan terus mengalir hingga saya benar-benar bisa menemukan keikhlasan dalam hati saya. Keikhlasan yang seseungguhnya. Kenapa mutiara itu sampai bisa terbentuk??????

Seperti defenisi awal, mutiara itu ada karena ada benda yang masuk ke dalam tubuh kerang itu..
Mutiara itu adalah sesuatu yang memiliki banyak arti, benda yang menyebabkannya adalah seorang anak manusia yang masih dalam pencarian jati dirinya, dan saya lah tubuh kerang itu…..



Masih terlukis jelas awal terbentuknya mutiara itu, di awali oleh sebuah perkenalan, dekat, lalu menjalin persahabatan, dan akhirnya mutiara itu pun terbentuk. Saya tidak tahu kapan pastinya itu terjadi, tidak ada tanggal resmi untuk itu. Namun yang ku tahu mutiara itu sangat terawat dan makin hari semakin memberikan kilauan. Kilauan berupa sinar yang mematikan. Hatiku nyaris mati karenanya. Jika tidak ada iman didada, habislah sudah kesucian hati yang selama ini mati-matian di jaga menjadi seonggok noda. Noda yang takkan “tercuci” dengan apapun. Dan saya tahu, saya tidak pernah bisa menemukan solusi dari masalah ini.

Mutiara itu hadir sebagai sumber kekuatan buat saya. Puncaknya adalah ketika “sosok” itu diperebutkan sebagai penerang bak lampu di tengah kegelapan, sebagai pemimpin, dan sebagai penyejuk bak air es yang dingin di tengah perasaan dahaga. Dengan kekuatan yang saya miliki, saya maju ke medan laga perebutan itu, meski sebenarnya saya telah tahu apa yang akan terjadi.

Laga perebutan itu hanyalah formalitas yang harus dijalankan untuk sebuah kehormatan insan manusia. Menyakitkan. Kaku. Dingin. Sepi. Saya di bawa oleh angin untuk terbang menikmati alam dan dunia. Namun, saya sadar pelan-pelan tapi pasti, dan kini saya sadar saya telah di lempar ke jurang yang sangat dalam. Dan ku tahu aku takkan pernah bisa keluar dari situ.

Perhelatan akbar pun usai. Saya tak pernah tahu siapa sebenarnya sang juara itu. Tapi jelas tercatat bahwa saya telah kalah dalam pertarungan itu. Kesal. Marah. Kecewa.. Mutiara itu kini kembali jatuh namun tidak lagi menjadi kekuatan melainkan lambang kelemahan. Aku kalah. Aku bukan sang juara itu. Tapi saya tetap bangga akan hal itu. Bangga karena saya telah berani “berada” dalam situasi perhelatan itu..

Mencintai yang di Cintai oleh Yang Tercinta adalah bagian dari Mencintai yang Tercinta.

Walaupun kamu tidak bisa menembak bintang, tapi setidaknya kamu telah berada di tempat yang tinggi.

Jika kamu mencintai, kalau kamu pintar kamu bisa terlihat diKEJAR meski sebenarnya kamu sedang MENGEJAR.

♥♥♥

1 komentar:

PeriodSpaces mengatakan...

You are having nice and clean thoughts! keep it up! I appreciate...